
Kampus yang telah banyak melahirkan Generasi Penerus Bangsa ini sejak lahirnya, resmi berdiri sebagai fakultas berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tanggal 15 Nopember 1995 Nomor: 0333/O/1995 tentang Pembukaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang memiliki dua program studi yaitu Program Studi Sosiologi dan Program Studi Ilmu Pemerintahan. Berdasarkan SK Dirjen Dikti. Depdikbud RI Nomor: 37/DIKTI/Kep/1997 tanggal 27 Pebruari 1997 maka status Program Studi tersebut ditingkatkan menjadi Jurusan.
Seiring berjalannya FISIP Universitas Lampung dari waktu ke waktu, Telah banyak menorehkan kontribusinya baik melalui Dosen sebagai pengajar dan Mahasiswa-nya sendiri terhadap pembangunan baik dikampus dalam konteks Akademik maupun Non Akademik dan Pembangunan Masyarakat Lampung Khususnya sebagaimana termaktub dalam tiga point tridharma Perguruan Tinggi Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian.
Diakhir Masa Dekan Yang Berkesan
Ditahun 2012 merupakan titik awal mula saya menginjak kampus FISIP Universitas Lampung. Sosok komunikatif yang ramah, melekat pada Drs. Agus Hadiawan, M.SI. Pria yang dikenal ramah dan santun ini.
Ditengah persaingan yang begitu ketat dengan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik di Perguruan Tinggi lainnya, Mendorong Drs. Agus Hadiawan, M.SI untuk terus menggalakkan semangat kinerja-nya bersama memotivasi civitas academica FISIP Universitas Lampung menuju visi Fakultas “Pada Tahun 2025, FISIP Menjadi Pusat Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Sepuluh Terbaik Diindonesia”.
Mencapai sebuah tujuan, tentunya membutuhkan proses yang tidak mudah dan harus didukung oleh semua kalangan. Pada masa kepemimpinannya, Telah banyak upaya yang coba digalakkan baik dalam peningkatan kualitas dosen sebagai pengajar maupun Mahasiswa juga pelayanan yang maksimal tak lupa urusan yang berkenaan dengan administratif-pun demikian. Prestasi yang diraih oleh berbagai jurusan baik dibidang akademik maupun non akademik ini tidak luput atas kontribusi Drs. Agus Hadiawa, M.SI Selaku Dekan.
Berdasarkan survei Majalah Miz Marketing Comunication Jakarta, Yang dirilis oleh Tribun Lampung (2015/01/07), Jurusan Ilmu Komunikasi mampu meraih peringkat tujuh nasional atas penghargaan lulusan yang terserap di dunia jurnalistik. Keberhasilan Jurusan Hubungan Internasional ditengah usia-nya yang belia sebagai Jurusan Terpopuler diminati, Jurusan yang lahir dimasa kepemimpinannya ini. Selain itu juga mahasiswanya yang telah mengikuti forum-forum mahasiswa jurusan sejenis di tingkat nasional bahkan Pertukaran Mahasiswa di Rusia. Keberhasilan Jurusan Ilmu Pemerintahan pun demikian begitu juga dengan jurusan lainnya yang tidak dapat dihitung satu persatu.
Integrasi Gagasan
Menuju FISIP Menjadi Pusat Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Sepuluh Terbaik Diindonesia ditahun 2025 antara pesimis dan optimis. Menata hal-hal yang menjadi faktor pendukung terhadap perwujudan visi besar tersebut adalah suatu hal yang mendorong demi terwujudnya kehidupan kampus yang lebih baik. Keberlangsungan dalam proses belajar mengajar dikelas akan berjalan dengan efektiv jika didukung dengan fasilitas yang memadai, dirasakan atau tidak dengan jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas ruang kelas salah satu indikator penyebab ruangan terasa gerah ditengah pendingin yang kurang. Perpustakaan sebagai Gudang Ilmu menjadi sorotan bagi mahasiswa, Minim-nya Fasilitas penunjang yang jauh dari Kriteria Perpustakaan yang memiliki Standarisasi Normal untuk Fakultas dan terbatasnya Langganan Jurnal baik nasional maupun internasional. Kampus sebagai arena akademis tentunya harus bernuansa akademis pula, persoalan disini adalah bagaimana menciptakan iklim tersebut ?, Minim-nya space public Seperti Tempat nongkrong mahasiswa untuk berdiskusi ketika tidak ada jam kuliah atau usai perkuliahan berlangsung menjadi keluhan mahasiswa, maka tak heran jika proses perkuliahan habis mahasiswa cenderung pulang dan kampus terlihat sepi. Mewujudkan sebuah iklim akademik yang baik harus didukung dengan fasilitas yang baik pula. Selain itu, Terobosan di bidang akademik dan kesejahteraan patut diharapkan untuk Dekan yang baru kedepan. Kesejahteraan untuk dosen dan pegawai demi hasil kinerja yang baik. Penghargaan terhadap dosen berprestasi maupun Dosen teladan sangatlah penting sebagai Motivasi saat mengajar mahasiswa-nya. Selain itu ketegasan terhadap dosen yang jarang masuk-pun demikian.
Bicara Eksternal, Dalam Konteks ini adalah Bicara Kampus dan Alumni. Dekanat tentunya harus memiliki Tanggung Jawab terhadap lulusan. Mengingat banyak lulusan yang memiliki keterbatasan akses informasi-informasi yang berkenaan dengan perkerjaan. Melalui penguatan kerjasama fakultas kepada stake holder Pengguna lulusan sebanyak mungkin baik sesuai kompetensi maupun diluar kompetensi dan Pemerintah maupun Swasta diharuskan. Diakui atau tidak, saat ini banyak lulusan FISIP Universitas Lampung lebih menghandalkan Jaringan Personal, Organisasi maupun Keluarga dalam mengakses dunia kerja. Setidaknya Kampus juga menjadi jembatan solutif bagi pendistribusian lulusan didunia kerja sehingga hubungan Alumni dengan Almamaternya dapat mengikat, karena bicara pembangunan peran Alumni juga dibutuhkan.
FISIP Memilih
Layaknya sebuah kapal, nahkoda memiliki peran penting dalam menentukan kearah mana kapal akan berlayar kedepan untuk berlabuh. Hari ini FISIP Universitas Lampung tengah dihadapkan dengan pergantian Dekan.
Fakultas sebagai satu kesatuan merupakan Barometer bagi kemajuan Perguruan Tinggi. Disini seorang pemimpin/dekan memiliki peran penting dalam mengupayakan kemajuan Fakultas ke arah yang lebih baik. Kemajuan tersebut diartikan secara menyeluruh baik kemajuan dibidang akademis, menegerial administratif dan moralitas/akhlak tiap individu yang ada didalamnya.
Seyogyanya dalam pemilihan dekan dilakukan dengan cara selektif dan penuh kredibilitas. Proses seleksi tersebut salah satunya termanifestasi melalui debat terbuka para calon dekan yang telah dilaksanakan beberapa hari lalu. Hal tersebut sangat pentinglah penting. Debat tidak melulu ditafsirkan sebagai ajang adu opini atau kedalaman ilmu masing-masing calon dekan, selain sebagai media atau wadah untuk menyampaikan visi misi juga sebagai uji kalayakan/kepatutan dalam memimpin FISIP Universitas Lampung kedepan. Dilain sisi, hal tersebut juga bermanfaat untuk mengetahui pemahaman para calon dekan tentang masalah yang dihadapi FISIP saat ini. Sehingga Dekan kedepan diharapkan memiliki Grand Desain Program yang berkemajuan.
Bicara Ke-Lampung-an, FISIP ditengah Iklim Sosial dan Iklim Politik yang menjadi ruhnya tentu dapat mengentrikan marwah kearifan lokal dalam segala aspek kehidupannya. Bicara kearifan lokal, Dalam tata kehidupan Budaya Lokal Provinsi Lampung, Seperti pada tatanan kehidupan masyarakat lampung mengenal istilah Falsafah Hidup yang termaktub dalam kitab Kuntara Raja Niti, Empat dari Lima Falsafah tersebut ialah Piil-Pusanggiri ( malu melakukan pekerjaan dan tidak amanah), Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu), Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis), Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
Beranjak dari keempat dari Kelima Falsafah Hidup Masyarakat Lampung tersebut, Harus melekat pada Sosok Dekan FISIP kedepan, Dekan yang memiliki Jiwa: Pertama: Fiil Pesengiri, sosok Dekan yang baru jika melakukan hal-hal yang diluar rule yang ada dan tidak amanah akan merasa malu. Kedua : Nemui-Nyimah, Sosok Dekan yang baru nanti mampu memiliki jiwa keterbukaan, tidak eksklusif dan mampu mewujudkan iklim yang bersahabat, Kokoh membina silaturahmi kesemua lini yang berkelanjutan dan mengikat. Ketiga : Nengah-Nyampur, Bahwa sosok Dekan yang baru nanti diharapkan piawai dalam bergaul, dekat dengan civitas academica FISIP baik Dosen, Mahasiswa maupun Karyawannya. Keempat : Sakai-Sambaian, Sosok Dekan sebagai Pimpinan Fakultas tentunya harus piawai dan peka sebagaimana dalam strategi perang sun zhu bahwa “Penguasa yang mulia adalah pemimpin yang peka” mendetek persoalan-persoalan yang ada baik menjadi segala masukan Dosen dan Mahasiswa maupun masalah yang dapat menghambat kemajuan FISIP untuk mewujudkan visi-nya. Jadi istilah “Right man in the right place” yang diharapkan mahasiswa dapat terwujud. #DekanPunyaPotensi
0 komentar:
Post a Comment